ACTUATING
A. Definisi Actuating:
Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha
organisasi. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan
secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka pimpinan mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership(pimpinan), perintah,
komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi
mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuantujuan dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian
proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang
paling utama. (Rahman,2011).
Menurut George
R. Terry (1986),dalam Dimas 2010, mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka
berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pandangan lain
tentang pelaksanaan (Actuating) adalah fungsi yang teramat penting dalam
manajemen. Seringkali diketahui perencanaan dan pengorganisasiannya bagus,
namun dikarenakan kurangnya kemampuan pelaksanaan, hasil kegiatan suatu
pekerjaan belum seperti diharapkan (Wijono, 1997). Istilah lain juga yang
berhubungan dengan pengarahan atau pelaksanaan adalah Actuating atau disebut juga
“gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer dalam mengawali
dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian, agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup
penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi
penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka
(Terry, 2006 dalam Herman,
2009)
Actuating
adalah upaya yang dilakukan supervisor untuk memotivasi seluruh anggota tim
agar mau mewujudnyatakan tujuan yang sudah direncanakan bersama dengan
kesadaran yang tinggi. Pada proses ini supervisor akan banyak berhadapan atau
berinteraksi dengan para anggota atau bawahan di unit kerjanya.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa actuating/pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif sesuai dengan perencanaan yang
ada.
B.
Pentingnya Actuating
Fungsi pelaksanaan menurut Nawawi (2000 dalam Anggowo, 2013) adalah sebagai
berikut:
Fungsi actuating
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
non-manusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
Fungsi dari
Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner, 1993)
1) Mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenai pekerjaan.
3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4) Proses
implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Fungsi aktuasi
haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan organisasi. Manajer yang
ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja lebih produktif, harus
memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi.
Seorang manajer
harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi
melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter
stafnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad
untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja
sama dengan orang lain secara harmonis.(Herujito, 2003)
Dengan kata
lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai kekuatan dan
kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri dan pasti akan memerlukan
bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan
sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional.
(Herujito, 2003)
Tujuan fungsi
aktuasi, adalah:
1) Menciptakan
kerja sama yang lebih efisien
2) Mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan staf
3) Menumbuhkan
rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4) Mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5) Membuat
organisasi berkembang secara dinamis
Jadi, yang
berperan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pimpinan,karena dalam hal ini
pimpinan yang selalu mengusahakan suasana kerja yang meningkat, dengan
diberikan motivasi dan prestasi supaya bawahannya lebih semangat dalam bekerja.
- Prinsip
Actuating
Prinsip
pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan merupakan aspek hubungan antar manusiawi
dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Fungsi
pengarahan/pelaksanaan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki
pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1.
Prinsip
mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip
yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar
sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factorfaktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
2.
Prinsip
keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu
besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis
dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3.
Prinsip
kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk
menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan
hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya
ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian
instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam
penggerakan/actuating antara lain:
a. Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
b. Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
- Mencapai Actuating manajerial yang efektif
Actuating
penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi lainnya karena dalam
actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan proses dari sebuah
manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar orang.
Actuating adalah
usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama
melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara
yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan
pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication).
Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam perusahaan
adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan
perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Fungsi actuating
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
- Pentingnya Mencapai Actuating
Managerial yang Efektif
1. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan
memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan
baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk
mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang
dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu
ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika
mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang
mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai
lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam
orientasi dapat berupa diantara lain:
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara mengukur
prestasi kerja
g. Hubungan antara masing-masing tenaga
kerja
2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada
orang-orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu
kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu
berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat
dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak
dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar
atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada
preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang
diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah
khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata
mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja.
Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk
memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang
relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan
kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam
organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran atau
dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal antara lain
dapat berupa kata-kata: “apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan
cara lain”. “marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan
sebagainya. Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat
kurang fleksibel dibandingkan dengan perintah informal.
3. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika
dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini,
pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggowo.
2013. Actuating dalam Pendidikan. (Online),
(http://www.rumahbelajar.web.id/actuating-penggerakan-dalam-pendidikan/),
dikases pada tanggal 1 November
2016)
Dimas,dkk.2010.
Dasar-dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Purba, H. 2009. Great Supervisor. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar